Monday, December 06, 2010

Istana Pasir


Mungkin bukan keinginan kita sehingga kita membangun istana pasir ini disini, beralaskan pasir, berdindingkan pasir dan beratapkan langit. Aku tak pernah tahu apa yang membuat kita bertemu dan akhirnya berjalan bersama di pantai ini saat itu, dan tanpa kita sadari tiba-tiba kita sudah memiliki istana pasir ini. Disaat aku tengah berjalan dan mencari tempat lain yang lebih kuat untuk dijadikan pondasi istana kita, atau mencari tanah liat sebagai dindingnya, situasi dan kondisi menciptakan istana pasir ini untuk kita.


Lalu kemudian salahkah jika aku merasa gamang berdiam di istana pasir ini? Salahkah aku jika merasa istana pasir ini terlalu rapuh untuk ditempati? Terlebih seringnya kunikmati istana pasir ini seorang diri tanpa adanya bayangan dirimu? Salahkah jika aku takut akan munculnya badai menghantam istana pasir ini disaat kau tak disisiku?

Ahh, mungkin benar istana pasir ini terlalu dini untuk dibangun, terlalu awal untuk didirikan, tapi bukan berarti aku menyesali dan tak menyukainya. Sejujurnya aku mulai menikmati dan menyayangi istana pasir ini, aku mulai takut kehilangan istana pasir ini, yang walau kecil namun memberikan sejuta kenangan disaat kita membangunnya. Aku mulai berharap agar dapat menempatinya selamanya bersamamu.

Karenanya kupinta, jika memang istana pasir ini masih kau inginkan, bantu aku untuk menguatkannya, untuk mempertahankan selama mungkin. Bantu aku menjadikan ombak yang datang membawa bebatuan justru akan menjadikannya sebagai pondasi istana ini dan bukannya menghancurkan. Air hujan yang turun justru menguatkan dan merubah dinding pasir menjadi dinding yang lebih kuat. Bantu aku menjadikan angin yang datang berhembus membawa kesejukan dan kedamaian dalam istana kita dan bukan untuk merontokkan dinding pasir. Bantu aku untuk merubah istana pasir ini menjadi istana batu yang kokoh berdiri di pinggir pantai laksana sang mercu suar di ujung sana. Bantu aku menjadikan istana ini tempat yang nyaman dan aman bagi kita untuk tinggal didalamnya walau hujan dan badai menerpanya, walau ombak besar menghantamnya, jadikan itu semua sebagai bagian dari kehidupan istana kita. Yang bukannya menghancurkan justru akan lebih menguatkan istana kita.

Tapi kalau memang kaupun sudah enggan untuk memiliki istana pasir ini, tak usah tunggu adanya ombak besar ataupun hujan badai, kita hancurkan bersama-sama istana pasir ini dengan tangan kita berdua. Dengan tangan yang dulu pernah membangunnya bersama. Dan setelah istana pasir ini hancur, tangan yang sama akan saling berjabatan erat, untuk kemudian saling berpisah jalan di pantai ini.

-061210-
happy 1st month anniversary :)


Friday, November 26, 2010

24 November 2010



Kulangkahkan kaki perlahan keluar dari gedung kantorku setelah mengucapkan pamit kepada satpam yang terkantuk-kantuk menunggu ku pulang. Kupandangi wajah penuh bulan di atas langit sana, hmm malam terang bulan rupanya. Bukan tanpa alasan hingga aku mengakhirkan jam kerjaku hari ini hingga beberapa menit menjelang tengah malam. Aku hanya ingin memulai hari istimewaku dengan cara yang berbeda. Sambil melangkahkan kaki menyusuri jalan menuju kostan, kucoba mengingat kembali tahun-tahun yang telah kulalui. Langkah demi langkah telah kujalani. Kadang berlari, kadang tertatih, kadang terdiam bahkan kadang tergugu mundur. Semua cerita suka, cerita duka, tangisan pilu, air mata bahagia turut mewarnai kehidupanku, membentukku hingga bisa menjadi seperti diriku saat ini. Orang-orang disekitarku yang turut membentuk kepribadianku, mamah, papah, adik, sahabat, teman, kerabat, orang yang pernah menjadi teristimewa, semua turut memberikan sumbangsihnya mencoretkan goresan dalam kanvas hidupku.




Waktu tepat menunjukkan pergantian hari ketika kubuka pintu kamarku. Kuletakkan tasku, kuraih si putih dan kupandangi, berharap ia berbunyi, memberikan tanda bahwa ada seseorang yang juga menanti waktu ini. Seseorang yang akhir-akhir ini sering memenuhi pikiranku. Seseorang yang mencoba mengetuk pintu hatiku sejak saat bulan bersinar penuh sebelumnya. Seseorang yang mulai kuanggap istimewa dan mulai kuharapkan untuk menjadi teristimewa. Beberapa menit setelah itu si putih berbunyi, ah tapi dari bunyinya aku tau itu bukan dia. Sebuah notifikasi masuk menandakan seseorang mengucapkan selamat hari lahir di wall ku, tapi bukan Ia, melainkan temannya. Langsung kubalas ucapan tersebut, berikutnya berturut-turut masuk notifikasi yang lain dengan ucapan yang sama, dan aku masih tetap menanti yang lain, sampai beberapa waktu kemudian asa ku mulai pupus. Kutahan agar setitik air di ujung mataku tak jatuh, Allah ya rabb, jangan biarkan air itu jatuh saat ini, masih terlalu dini untuknya menghiasi ceritaku. Dan aku pun tertidur tanpa kutahu, mataku mengkhianatiku dengan membiarkan air itu menetes dari sela-sela bulu mataku ketika ku tidur.



Berkali-kali ku terbangun, berkali-kali juga aku menghela nafas setelah melihat tak ada namanya di si putih. Akhirnya, aku biarkan air mataku jatuh ketika ku bersujud pada Nya di sepertiga akhir malam. Kupanjatkan syukur ku atas karunia dan semua kenikmatan yang kurasakan sampai akhirnya masih diberi kesempatan hingga hari ini. Allah ya rabb maafkan aku jika aku masih meminta hal lain sementara telah begitu banyak nikmat yang kuterima dari Mu.


Dan kucoba menjalani hari itu dengan tersenyum, dengan menunjukkan wajah selayaknya orang yang tengah merayakan hari istimewanya. Kubalas puluhan ucapan yang memenuhi wallku, email, sms, dan ucapan langsung, tapi tetap masih menunggu dirinya muncul di si putih. Lewat tengah hari, barulah dirinya muncul dengan satu kalimat pendek di wall, ahhh lega dengan keberadaan dirinya namun tetap tak bisa kupungkiri ada sedikit kecewa menelusup hatiku.


Petang hari kuhabiskan dengan beberapa teman yang memang sudah berjanji untuk bertemu, dan sangat berterima kasih karena mereka berhasil mengupayakan agar hari istimewaku ini tidak berlalu biasa saja tanpa kehadirannya. Walau tetap ada setitik kecewa dengan tak ada sosok dirinya melengkapi hari ini. Sebelum kupotong kue itu, kupanjatkan doa, semoga….semoga…..semoga….. amin allahumma amin termasuk satu harapan akan dirinya.


Setibanya di kostan, masih ada 1 jam sebelum hari berakhir. Kembali kubuka si putih, kubalas ucapan-ucapan yang belum sempat kubalas, sambil tetap berharap dirinya mau meneleponku atau bahkan sekedar mengirimkan sms untuk hari ini, hari istimewaku. Sampai hariku berakhir, namanya tak juga muncul, harapan itu tak pernah terwujud dan pupuslah asaku. Masih kumaklumi kesibukannya sehingga mungkin melupakan hari ini, ataukah memang hari ini tak pernah dianggap hari istimewa untuknya?? Fyuhhh, tak akan kubiarkan rasa itu menggangguku hari ini, karena dengan banyaknya doa yang diberikan padaku cukup membuatku yakin, mungkin kesibukannya membuatku tak terlihat, atau mungkin memang aku tak istimewa untuknya seperti harapanku selama ini, tapi masih ada yang memberiku perhatian, masih ada yang menganggapku berarti, masih ada yang mau meluangkan waktunya untuk mendoakan ku. Kuakhiri hariku dengan mengucap Ya Allah ya rabb, kabulkanlah puluhan doa yang dengan tulus mereka panjatkan untukku, sayangi mereka sebagaimana mereka menyayangiku. Kupejamkan mataku dan kembali mataku mengkhianatiku dengan membiarkan setetes air dari sela-sela bulu mataku.


*akhir hariku 2010*

Monday, November 15, 2010

Teruntuknya disana


Pagi-pagi mencari file data kerjaan, gak sengaja nemuin surat yang dibuat sekitar 2 bulan yang lalu, di tengah lantunan doa malam yang panjang...... terlupa untuk di post disini


Assalammu’alaykum ikhwan,
Apa kabarmu disana? Aku selalu berdoa dan menitipkanmu pada Nya, agar dirimu selalu dilindungi, diberi kesehatan serta diberi ketenangan jiwa dan pikiran sehingga dirimu bisa beribadah dan bekerja dengan baik.

Ikhwan, aku memang tidak setaqwa Aisyah, tidak setabah Fatimah, apalagi semulia Khadijah. Aku masih jauh dari mereka semua. Aku hanyalah wanita akhir jaman yang berusaha untuk menjadi wanita sholehah, yang terus berjuang untuk menjadi yang terbaik untukmu. Karena bukankah, seindah-indah perhiasan, lebih indah adalah seorang istri yang sholehah. Aku ingin menjadi perhiasan terindahmu yang bisa kau banggakan di akhir nanti. Seperti layaknya tulang rusukmu yang membentukku, aku pun terkadang keras membengkok, namun bukan berarti aku tak bisa kau luruskan. Luruskan aku dengan kata-katamu, dengan sikap terbaikmu, karena diatas ke ego an ku, terpatri janji ku untuk mematuhi perintahmu sebagai imamku.

Ikhwan, jika kau merasa lelah, beristirahatlah, duduklah disampingku, keluarkanlah semua yang tak mampu kau bagi pada yang lain, agar lepas bebanmu, karena aku tak pernah meminta mu untuk memberikanku gunung emas, aku tak meminta engkau menjadi setaqwa Ibrahim, atau setabah Ayub, atau menjadi semulia Muhammad SAW. Cukuplah bagiku niatmu untuk membawaku ke surga bersamamu. Walau aku tak berkeberatan jika kau membangunkanku di larut malam untuk menyambutmu pulang bekerja namun aku akan lebih mencintaimu jika kau membangunkanku di akhir malam untuk sama-sama bermunajat padaNya, tunduk pasrah padaNya. Aku akan berusaha mengerti jika kau bercerita mengenai pekerjaanmu, sama seperti aku akan berusaha menyerap ilmu agama mu. Ajarkanku seluruh ilmu yang kau miliki yang Allah titipkan padamu. Sehingga suatu saat nanti bisa ku berikan kembali ilmu itu pada anak-anak kita, kepada penerus keturunan kita, kepada mereka yang akan membantu kita menuju hari akhir dengan doanya. Aku percaya jika saat itu tiba, kau akan ada di sampingku, mendampingiku untuk mendidik mereka agar selalu bertaqwa pada Nya. Tularkanku semangatmu untuk mencari RidhoNya, ingatkan aku jika semangatku memudar seperti aku yang akan selalu menyerumu disaat semangatmu melemah.

Tapi ikhwan, aku mohon maaf padamu, aku tak bisa selalu mengutamakanmu, aku tak bisa menempatkanmu di tingkat teratas rasa cintaku. Maafkan aku jika aku tak bisa selalu mengingatmu, atau selalu merindumu. Karena aku tak bisa mengalihkan cintaku pada Nya dan rasulNya, aku tak bisa menepiskan rinduku padaNya, untuk bertemu kekasih Nya Muhammad SAW. Ingatkan aku ikhwan, jika aku mulai terlalu terpaku padamu. Jangan biarkan aku menjadikanmu satu-satunya pujaanku. Sama sepertiku yang akan mengingatkanmu jika kau mulai terlena akan perasaanmu padaku. Bukankah bersatunya perasaan kita dikarenakan kita mencintai Nya? Karena kita memiliki cinta dan tujuan yang sama? Karena kita berada di jalan yang sama?

Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati-hati ini telah berkumpul untuk mencurahkan kecintaan kepada Mu, bertemu untuk taat kepada Mu, bersatu dalam dakwah Mu dan berjanji setia untuk membela syariat Mu, maka kuatkanlah ikatan pertaliannya, ya Allah kekalkanlah kasih sayangnya, tunjukkanlah jalannya dan penuhilah ia dengan cahaya Mu yang tidak pernah redup, lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman dan keindahah tawakal kepada Mu, hidupkanlah dengan ma’rifah MU, dan matikanlah dalam keadaan syahid di jalanMu. Sesungguhnya engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.


26 Sept’ 10
Teruntuk ikhwanku yang juga masih
mencari jalan untuk bertemu :)

Tuesday, October 05, 2010

Doa di tengah badai

Marilah kita berdoa
agar saat cuaca kehidupan
menjadi beringas dan membadai,

Tuhan berkenan untuk menjadikan
sekecil-kecilnya kemampuan kita
sebagai sayap kuat yang
menerbang-jauhkan kita
dari kesulitan yang melemahkan,

agar bicara kita bebas,
retak senyum kita spontan,
tawa kita renyah,
dan agar tidur kita damai.

Tuhan kami,
bebaskanlah kami
dari sikap dan perilaku
yang hanya akan menyulitkan
kami sendiri.

amin

-taken from MTGW-

Wednesday, September 08, 2010

Di Penghujung Bulan Ramadhan

Tak terasa gema takbir tinggal menghitung hari

Jika bisa meminta, tak ingin kubiarkan bulan ini berakhir

Belum puas rasanya kunikmati bulan Ramadhan

Masih banyak amalan dan ibadah yang terlewatkan

Karena aku tak tahu apakah masih ada Ramadhan berikutnya

Karena aku tak tahu apakah kudapatkan ampunan dan maghfirohnya


Tapi waktu terus berjalan

Tanpa pernah bisa berputar kembali

Suka atau tidak suka, siap atau tidak siap

Ramadhan harus berganti


1 Syawal segera tiba

Bukan masalah berapa banyak baju baru yang kusiapkan

Bukan masalah berapa banyak makanan yang kusajikan

Bukan masalah berapa banyak tamu yang kuundang ke rumah


Tapi mampukah aku memaknai Ramadhan ini dalam setiap langkah

Mampukah aku untuk tetap istiqomah melakukan ibadah dan amalan

Mampukah aku untuk tetap menjaga semangat Ramadhan ini di 11 bulan ke depan


Jika Allah masih mengizinkanku bertemu kembali dengan Ramadhan

*Mesjid Agung Sunda Kelapa, 29 Ramadhan 1431H *


Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 H, Mohon Maaf Lahir Batin

Wednesday, September 01, 2010

Before Starting This Day


Kumasuki ruangan kantor yang masih sepi sambil menjawab sapaan office boy yang tengah mengepel lantai. Tentunya dia sudah terbiasa kalau jam masuk ku terkadang menyamai jam kerjanya :D


Beep beep, si putih menyalak, sebuah pesan singkat masuk mengabarkan meeting pagi ini ditunda nanti sore. Mau membuka laptop rasanya malas, akhirnya hanya duduk dan memandangi isi meja. Ada foto-foto bersama teman kantor waktu berlibur bareng, ada foto bersama sahabat sma, kalender yang penuh coret-coretan jadwal sampai 2 minggu ke depan, gambar kucing, celengan kucing, buku-buku dan berkas-berkas tertumpuk rapih di pojok, serta pernak-pernik lainnya memenuhi meja yang hampir 5 tahun ini kutempati.


Memandangi meja ini seakan memutar kembali berbagai rekaman masa lalu, diomelin klien, bos yang marah-marah, asisten yang misuh-misuh, keliling jakarta mengunjungi beberapa klien dalam 1 hari, report yang dirobek dan dilempar bos, sujud syukur sambil berurai air mata saat lulus ujian profesi, makan-makan ketika berhasil menyelesaikan deadline, rapat di klien seharian penuh, berdebat dengan orang pemerintahan, lembur sampai jam 7 pagi, rasanyaaaa baru kemarin itu terjadi. Ternyata hampir 5 tahun kulalui itu semua. Suka duka, senang susah, tangis tawa, lalu apa lagi yang kucari dari semua itu?


Teringat lagi pembicaraan semalam sewaktu makan malam sehabis mengikuti kajian harian di mesjid

"Jarang loh ngeliat henie di mesjid hari biasa" seorang temanku berkata

"Beda kalo henie sih" sahut temanku yang lain

"Iya ya, henie sih beda, wanita karir" seloroh temanku yang pertama

Deg, pembicaraan itu menohok hatiku, pedasnya sate padang yang kumakan tak mampu menandingi pedasnya kalimat tersebut, yang aku tau bahwa mereka tak bermaksud apapun dengan mengucapkan itu, terbukti setelah itu pembicaraan beralih ke hal lain. Aku hanya bisa tersenyum kecil sambil menyesap es teh manisku...

Ya rabb, itukah pandangan orang-orang padaku, henie, seorang wanita karir, yang sibuk di kantornya, hingga hanya terlihat hadir di mesjid akhir minggu atau kalau ada kegiatan besar saja. Teringat buku-buku novel islami di meja yang tak terbaca, teringat al qur'an yang tak setiap hari kubuka, teringat al matsurat yang hanya kubawa di dalam tas karena aku tertidur kelelahan di dalam kereta, atau shalat dhuha yang terburu-buru dilakukan sebelum berangkat ke klien, semuanya karena mendahulukan pekerjaan, duh gusti Allah, ampuni aku, apa yang kucari dari semua itu?


Perlahan kuraih buku catatan kajian dari tumpukan buku-buku, kubuka helai demi helai, mengingat hari-hari ketika ku masih leluasa menghadiri kajian di mesjid. Berhenti tanganku di satu lembar, tertulis disana surat Az Zariyat : 56, Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaKu....

Sisi lain hatiku berkata, bekerja juga salah satu bentuk ibadah koq, niatkanlah melangkah keluar rumah untuk ibadah, namun apakah tetap ibadah jika dari 24 jam waktuku kuhabiskan 2/3 nya di kantor dan hanya kuberikan 5 x 5 menit waktuku untuk shalat? Apakah tetap ibadah jika aku bisa mengabaikan adzan namun langsung bergegas ketika klienku menelpon? Tetap disebut ibadahkah jika aku tak mau membiarkan bosku menanti namun kubiarkan alquranku tak tersentuh? Ya Allah ya rabb.... Ampuni aku yang telah salah menjalankan niatku, aku sangat takut membuat kesalahan dan mengecewakan klien namun aku tak takut melanggar perintahmu, aku takut jika aku tak dapat memenuhi tenggat waktu kerjaku namun aku tak takut mengakhirkan waktu shalatku, ampuni aku yang melupakan itu semua ya rabb...


Kuambil agendaku, kurubah sebagian jadwalku, kukosongkan jadwal soreku agar aku bisa mengikuti kajian di mesjid, kupasang alarm waktu shalat wajib di smart phone ku, agar aku tahu kapan aku harus bergegas menghadapNya, tidak akan kusisakan waktuku untukNya, melainkan akan kuberikan waktuku untukNya, untuk yang telah memberikan seluruh nikmat ini.


-terima kasih untuk seseorang yang tanpa disadari telah mengingatkanku-

Monday, August 23, 2010

Just stop it


Pertama melihatnya, tidak ada yang berbeda dengan pria lain, hanya saja terlihat lebih tenang, lebih dewasa dan lebih pendiam dibanding teman-temanku yang lain.

Ketika aku selalu melihatnya di mesjid di waktu-waktu shalat setelah pulang kerja, mulai timbul perasaan kagum, betapa Ia bisa menyempatkan diri untuk melaksanakan shalat berjamaah di mesjid, sementara aku yakin kalau pekerjaannya pun tak sengang.

Ketika ada kesempatan untuk mengenalnya lebih dekat, aku makin tahu, kalau ternyata Ia sama dengan teman-temanku yang lain, suka bercanda, bergurau, sampai mengekspresikan dirinya di depan kamera, walau di mataku Ia tetap terlihat lebih dewasa di banding yang lain. Dan aku tahu kalau Ia bisa menjadi tempatku bertanya mengenai ilmu agama.

Akupun jadi tahu mengenai pribadinya yang terkadang terlihat tertutup namun selalu bersedia untuk membantu teman yang membutuhkan dengan tangan terbuka. Betapa perhatiannya Ia pada pengemudi, satpam, office boy yang membantu kegiatannya namun disaat yang sama terlihat membatasi perhatiannya pada lawan jenisnya.

Semakin aku tahu dirinya, semakin aku mengenalnya, semakin besar rasa kagumku padanya, semakin banyak perasaan yang bermain di dalamnya sehingga untuk hal kecil pun bisa membuat hatiku menangis.

Ikhwan, sepertinya aku harus menghentikan usahaku untuk lebih mengenalmu, karena aku tak ingin perasaan ini semakin dalam, karena aku pun tak ingin terjatuh ke dalam lubang tak berujung itu, karena aku takut perasaan itu justru akan mengacaukan niat suci mencari seorang imam hidupku.

Bismillahirrahmanirrahim, kalau memang ada akhir yang indah buat kita pasti akan ada jalan buat kita kesana walau saat ini aku berhenti mengenalmu lebih dekat. Tapi kalau memang tak ada akhir yang sama buat kita berdua, aku percaya bahwa Allah akan menggantikanmu dengan yang lebih baik, hmmm how lucky I am :).

-mesjid agung sunda kelapa, 12 Ramadhan 1431 H-

Monday, February 08, 2010

suddenly

wake up this morning, suddenly feel have a black hole in my heart, suddenly realize that it can't be the same again....mpphhh...

Sunday, February 07, 2010

Phantom of the opera

Think of me

Think of me fondly

When we’ve said goodbye

Remember me once in a while


Please promise me you’ll try

When you find that once again

You long to take your heart back and be free

If you ever find a moment

Spare a thought for me


We never said our love is green

Or as unchanging as the sea

But if you can still remember

Stop and thinking of me


Think of all the things

We’ve shared and seen

Don’t think about

The things which might have been


Think of me

Think of me waking

Silent and resigned

Imagine me trying too hard to put you from my mind


Recall those days

Look back on all those times

Think of the things we’ll never do

There will never be a day

When I won’t think of you

Bohong itu dosa - kalo berpura-pura??

Dari kecil udah diajarin, tidak boleh bohong loh, kalau bohong itu dosa. Tapi semakin bertambah umur, lidah ini sepertinya semakin terbiasa untuk tidak mengatakan yang sesungguhnya. Semakin lihai mengklasifikasikan mana yang bohong beneran dan mana yang bohong jadi-jadian. Ada juga yang dibilang bohong untuk kebaikan, hmmm itu untuk kebaikan siapa ya? kebaikan yang berbohong kah atau kebaikan untuk yang dibohongi? sepertinya sama-sama tidak baik.

Sejak ditanamkan kata-kata tidak boleh bohong, sepanjang hidup selalu teringat hal itu sebelum "berniat" untuk bohong. Susahhhh, sehingga kalau harus berbohong lebih memilih untuk tidak bilang apa-apa, ngelesnya sih kan gak bohong, cuman gak ngomong....hehehe sama aja kali yaaa nie!

Beberapa hari ini lidah bisa bohong bilang kalau semuanya baik-baik saja, wajah bisa menunjukkan kalau hati ini tenang-tenang saja, tapi cuma hati yang tahu kalau itu bohong. Sampai semalam bisa bilang, I don't care about him anymore, bisa bilang kalau aku mengembalikan situasi ke beberapa bulan yang lalu saat dirinya belum hadir dalam hidupku. Tapi aku juga tahu, kalau itu bohong. Yang benar adalah aku hanya berpura-pura tidak perduli akan dirinya, aku juga hanya berpura-pura dengan situasi tak ada dirinya dalam hidupku....huhuhu semoga kepura-puraanku ini adalah suatu tindakan yang benar. Saat ini, disini aku tak bisa berbohong, i miss him!

Wednesday, February 03, 2010

Biarkan Gambar yang Tetap Bercerita

huaaaaaaaah masih terjebak di kantor mengerjakan report yang harus selesai beberapa jam lagi, untuk mengatasi kengantukan tingkat tinggi di penghujung hari ini, membuka foto-foto lama, terpaku akan sebuah foto yang dibuat beberapa minggu yang lalu. Memandangi gambar beku yang seolah bercerita bahwa pada hari itu sang tokoh dalam gambar merasakan sesuatu yang berbeda, sesuatu yang lain, sesuatu yang bisa membuatnya tertawa ceria bercampur sipu malu.

Walau mungkin saat ini tokoh-tokoh tersebut tak bisa lagi merasakan rasa yang mulai memudar terkikis waktu dan situasi, namun biarkan gambar itu bercerita pada semua yang melihatnya, bahwa rasa itu pernah ada, rasa itu pernah begitu kuat bersemayam di udara di sekitar mereka. Rasa itu akan selalu abadi berada di sana bersama kedua tokoh tersebut...

hmmphhh kembali bekerja henie, biarkan foto itu tetap ada disana, bawalah kenangan itu dalam ingatanmu, dan simpan rasa itu dalam lubuk hati paling dalam hingga hanya dirimu dan Tuhan yang tahu dimana harus mencarinya....

...lewat tengah malam lantai 2 CTPrima building........

Tuesday, February 02, 2010

Bagai Dalam Sangkar Emas


hmmm sering membaca tulisan bagai dalam sangkar emas, huhuhu mungkin itu yang kurasakan beberapa hari terakhir, sejak hari kamis cubicle di kantor sudah tak tersentuh lagi, datang bentar, langsung pergi lagi menuju hotel dharmawangsa pav bimasena. Penugasan baru, dengan deadline sangat ketat, analisis perusahaan harus selesai dalam tempo 6 hari, fyuhhh berasa Bandung Bondowoso.

Tempatnya mewah sangadh, tapi semua terlalu berlebihan, bayangkan donks harga 1 porsi pisang keju saja 65 ribu ++, gado-gado 155 ribu ++, wadohhhh, minumnya pake equil, sisi positifnya adalah itu semua gratis, hihihi kapan lagi bisa berbuka puasa dengan equil (yang rasanya sama saja dengan air mineral pada umumnya), tajil pake puding custard bakar, makan malam ikan "something", nasi ayam pandan, nasi ulam, dsb dsb dsb yanggggg kalo ditotal mungkin nilai makan malamku setiap malam itu bisa untuk makan malam di kostan 2 minggu......

Tapi kayanya itu bukan sangkar beneran juga ya, buktinya masih bisa terhubung dengan dunia luar (thanks to Flash) di sela-sela rasio-rasio yang harus dianalisis, diantara laporan-laporan keuangan yang ruwet, ngggg jadi berfikir, kalo ada burung dalam sangkar emas, mungkin lebih enak kalo sangkar emasnya kita lengkapi dengan fasilitas internet ya, jadi doi gak bengong-bengong amat di dalam sangkarnya.....

Tuesday, January 26, 2010

what I want in life...


Akhirnya, sesuai rencana novel Feel tamat dibaca di akhir minggu yang lalu, yang tidak sesuai rencana adalah tempat menyelesaikannya. Hehehe terjadi kebodohan yang seharusnya tidak perlu terjadi. Berbagai kejadian yang kualami dari awal tahun, bukan hanya membuat sibuk diri, tapi juga sibuk hati dan fikiran, sehinggaaaaa terlupakanlah jadwal memperpanjang passport. Akibatnya fatal, keberangkatan ditolak oleh maskapai penerbangan karena umur paspor kurang dari 6 bulan. Trus ya sudah, akhirnya reroute ke Bandung. Jadilah menghabiskan akhir minggu di Bandung. Menengok keponakan baru, menyusuri jalan dago, sarapan nasi kuning, makan lumpia basah, menyenangkaaaaannn, huhuhu I love Bandung so much……

Hmm back to the topic, novel Feel, karya tulis pertama Wulan Guritno dan Adilla Dimitri. Sebuah novel yang menceritakan pencarian sang tokoh – Kanya dalam mencari apa yang sesungguhnya diinginkan oleh nya dalam hidup ini. Sebuah pertanyaan simple yang ditanyakan sahabat karibnya sebelum meninggal dunia. Pencariannya itu membuahkan hasil yang bahkan tak diduga sama sekali oleh Kanya. In my opinion , buku ini memang menyadarkan kita untuk melakukan apa yang kita inginkan, tapi alur ceritanya sih menurutku biasa aja, menggambarkan proses yang biasa kita hadapi dalam pencarian. Dari skala 1-10 kukasih nilai 6,5 deh....

What I want in life?? Sebuah pertanyaan sederhana, namun bisa membuat kening berkerut memikirkannya. Tanpa bermaksud menggurui (karena bukan guru) atau bermaksud sok tau (karena baru tau juga) hanya mencoba untuk menggabung-gabungkan materi yang pernah didapat. Untuk mengetahui apa yang kita inginkan dalam hidup ini kita harus tahu dulu apa tujuan kita hidup. Jawaban kalau ditanya waktu kecil dulu mau jadi apa adalah kecil dimanja, muda hura-hura, tua senang-senang, mati masuk surga. Hahaha siapa yang gak mau? Intinya mah bahagia di dunia dan akhirat. Bisa? Bisa banget!

Bahagia di akhirat sudah pasti masuk surga, yang masih mengawang adalah bahagia di dunia. Apa sih kebahagiaan itu? Kaya? Berkedudukan? Punya suami/istri hebat? Hmm kayanya bukan itu. Kalau memang itu yang mebawa bahagia lalu kenapa banyak anak orang kaya yang mencari kebahagiaan dari obat-obatan? Atau pasangan orang terkenal yang harus berpisah karena sebuah alasan? Atau seorang pejabat yang mencari kebahagiaan di klub-klub?

Jadi bahagia itu apa ya? Dalam Alquran sudah tertulis dalam Qs Al Baqarah 38 : “barang siapa yang mengikuti petunjuk Ku maka tidak ada rasa khawatir dan bersedih hati pada mereka”. Hmmm berarti bahagia itu adalah kalau kita berjalan mengikuti petunjuk Nya. Shalat, zakat, puasa, beriman, bersabar, bersyukur, dan hal lainnya. Semua itu sudah ada dalam Alquran, SOP terbesar di dunia, SOP terhebat sepanjang masa, tak ada yang bisa mengalahkannya. Hanya terkadang kita yang lalai untuk membukanya, kita yang terkadang hanya membaca tanpa bisa mengaplikasikan dalam kehidupan kita.

Lalu bagaimana ya mengaplikasikan itu semua dalam suatu “hubungan”. Kembali kita lihat dari tujuan kita hidup. Tujuan kita hidup seperti telah tertulis di atas adalah untuk bahagia di dunia dan akhirat. Kalau kita merasa lelah, merasa capek dalam menempuh atau setelah mengakhiri suatu hubungan, berarti ada yang salah dengan hubungan tersebut. Berarti kita menjalani hubungan itu tidak dengan tujuan yang benar. Kalau tujuan kita adalah bahagia dunia akhirat, maka kejarlah bahagia di akhirat, karena Qs. 6 : 32 mengatakan bahwa kehidupan didunia hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan akhirat adalah kehidupan yang sesungguhnya. Selain itu bukankah ada hadits yang menyatakan kejarlah akhirat maka dunia pun akan kau dapat.

Maka niatkan memulai suatu hubungan untuk memperoleh kebahagiaan itu. Jadikan hubungan itu sekedar jalan bagi kita untuk memperoleh ridho Nya, untuk meraih barokah Nya, untuk mendapatkan perhatian Nya. Niatkan apapun yang kita lakukan adalah karena Nya, kita mencintai pasangan kita karena Nya, kita mengabdi pada pasangan kita adalah bentuk ibadah kita pada Nya. Jadikan keluarga adalah ladang untuk memperoleh ridho Nya. Rasanya kalau Dia sudah meridhoi kita, sudah memperhatikan kita, maka apapun yang akan terjadi di dunia ini tidak akan mampu membuat kita bersedih. Hasilnya bahagia di akhirat kita dapat bahagia di dunia pun dapat.

Tapiiii untuk melakukan itu semua gak semudah menuliskannya disini. Beberapa kali harus terjatuh, beberapa kali harus merasakan sakit, beberapa kali air mata ini tumpah membasahi bantal. Aku anggap itu adalah langkah mundur untuk maju lebih jauh lagi. Bagaimana hati ini akan terbuka kalau ia tak pernah patah? Bagaimana hati ini akan kebal jika Ia tidak pernah sakit? Bagaimana mata ini akan kuat menahan tangis kalau Ia tak pernah menangis? Qs 29 : 2-3 mengatakan bahwa hidup itu adalah ujian bagi kita, sudah benarkah niat kita, sudah mantapkah jalan kita? layaknya sebuah permainan, ujian adalah suatu tahapan untuk pindah ke level berikutnya yang lebih tinggi. Kita hanya perlu sabar dan shalat dalam menghadapi ujian tersebut (Qs. 2 : 153)

Seperti anak kecil yang terjatuh pada saat berlari mengejar kupu-kupu, cepatlah bangun, ucapkan istighfar, bulatkan tekad, luruskan kembali niat kita hanya untuk Nya, mulailah kembali berjalan bahkan berlari menuju Nya. Karena Ia juga akan menghampiri kita jauh lebih cepat. Berusahalah sekuat mungkin dan serahkan hasil akhir pada Nya, sang pemilik takdir.


....untuk diriku dan diri-diri yang lain yang terkadang, pernah, mulai, dan tengah merasa lelah.....

Monday, January 25, 2010

Diakah Teman Sejati - from my friend

cek email pagi-pagi, email paling atas adalah email dari seorang teman dekat, membacanya dan speechless, tak bisa berkata-kata, hanya bisa menghela nafas..... sudahkah aku melakukan hal itu?? apakah aku bagian dari kelompok itu?? fyuhhhh can't answer.... dearest pipih, izin ku copas tulisan itu disini yaaa....thanks

Diakah Teman Sejati

Kita berharap pendamping yang mau menerima kita apa adanya, tulus mencintai kita, ikhlas mendampingi kita dan bersedia memaafkan kesalahan-kesalahan kita. Tetapi tatkala mencari pendamping hidup, ada begitu banyak kriteria yang kita tetapkan. Kita mempunyai keinginan yang begitu banyak, dan sebagian besar di antaranya untuk kepentingan diri kita sendiri. Kita lupa bertanya, “kalau alasan untuk memilih dan menerima begitu banyaknya, bagaimana mungkin kita akan bertemu dengan orang yang mau menerima apa adanya? Kalau untuk memilih kita begitu peka terhadap kekurangan, bagaimana mungkin akan mendapatkan orang yang mu berlapang dada menerima kekurangan?”.

Demikian sulitnya kriteria itu dipenuhi sampai-sampai ia terkalahkan oleh dirinya sendiri, sehingga ketika tiba masa di mana ia tak sanggup lagi menahan sepinya hidup, ia akhirnya memutuskan menikah. Tetapi ketika itu, sudah tidak ada orang-orang yang patut yang mau datang meminang.

Astaghfirullahhal ‘adzim... betapa sering kita mengaku beriman, tetapi tidak percaya janji-janji- Nya dalam Al-Qur’an. Kita mengaku mengimani Allah Yang Menjamin Rezeki setiap makhluk-Nya, tetapi untuk menikah harus dengan orang yang sudah mapan ekonominya. Padahal kekayaan bisa hilang seketika, dan yang tak hilang bisa kehilangan barakahnya. Kalau harta sudah kehilangan barakahnya, dimana kedamainan hati akan kita cari? Kalau harta sudah kehilangan barakahnya, kemana kita akan pergi untuk menemukan tulusnya cinta? Kemanakah kita akan mencari tempat untuk berteduh jika rumah yang luas membuat hati kita sempit?

Kemana? Ya... ya... ya..., kemana akan kau cari? Kemana engkau akan pergi, jika terhadap dirimu sendiri pun engkau telah lupa?


Maka...

Berendah hari dalam menetapkan pilihan, insya Allah justru akan membukakan pintu-pintu kebaikan yang sangat besar. Cukuplah hal-hal yang mendasar saja sebagai patokannya. Semoga dengan itu Allah ‘Azza wa Jalla menggenapkan yang kurang dan menyempurnakan tiap-tiap perkara yang masih perlu dibenahi. Jika Allah sudah menetapkan barakah yang besar bagi pernikahan kita, insya-Allah setiap langkah menjadi kebaikan. Dan kalau ada airmata yang sesekali harus tumpah, ibarat tanaman, ia menyirami benih-benih kebaikan. Bukankah nikmatnya masakan apabila telah bercampur garam seukuran yang cukup? Bukankah anak-anak kadang harus demam sebelum bisa berjalan?

Teringatlah sabda Nabi saw:
“Apabila datang kepadamu seorang laki-laki (untuk meminang) yang engkau ridha terhadap agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah dia. Bila tidak engkau lakukan, maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan akan timbul kerusakan yang merata di muka bumi.” (HR. At-Tirmidzi dan Ahmad).

Berkenaan dengan ini, ada yang menarik untuk kita renungkan. Sepanjang saya perhatikan, umumnya semakin lambat seseorang menikah akan semakin banyak kriteria yang ditetapkan, kecuali pada orang-orang yang berhati-hati dengan dirinya. Agaknya, ini banyak berkait dengan masa peka di tiap usia. Munculnya kriteria yang semakin banyak dan sekaligus menjadikan orang semakin peka terhadap apa yang “tidak ideal” kerap muncul setelah usia menginjak 30 tahun; usia dimana seseorang berada pada masa ideal menjadi orang tua awal. Usia ini memang peka terhadap sesuatu yang bersifat ideal. Bukan terhadap pendamping hidupnya, tetapi terhadap anak yang dicita-citakan untuk masa depan. Tetapi jika menikah saja belum? Anda sendiri yang bisa menjawab.


Diakah Teman Sejati itu?
Oleh: Mohammad Fauzil Adhim


Friday, January 22, 2010

feel - before read it...

pagi-pagi dapat kado lagi dari chia, Thank you dear.....pas dibuka ternyata buku feel nya wulan guritno, dan ada cdnya juga, walau isinya cuma 1 lagu, soundtrack dari buku itu, hmmm chi, berarti 1 lagu ini harus aku dengerin terus selama aku baca buku ini donk yah

sejak liat di toko buku emang berniat untuk beli, apalagi baca beberapa resensinya, tentang apa yang sebenarnya kita inginkan akan makna hidup kita nanti....wuihhh jadi gak sabar untuk baca, hmmm lumayan nih, untuk dibaca di 2 jam perjalanan di pesawat nanti, selain membaca UU 40 PT huahhhhh masih ada ujian ya yang harus kulewati....sniff sniff...

tas - check, ID card - check, tiket - check, dompet - check, buku - check, yahh kamera ketinggalan di lemari, sudahlah pasti papah bawa :D

time to go.......

Thursday, January 21, 2010

Hari untuk Amanda - Ketika cinta harus memilih

Sejak pertama lihat thriller film ini, langsung masuk dalam list nonton. Mengikuti idealism “kalau bukan kita lalu siapa yang akan menyaksikan film Indonesia”. Hmm tapi idealism itu tidak berlaku untuk film-film hantu gak jelas yaaa.. Alasan lain memasukkan film ini dalam nonton list adalah karena pemerannya Oka Antara :D…..

Sebenarnya film ini mulai diputar tgl 7 January, cuman karena keterbatasan waktu luang tertunda-tunda terus. Akhirnya setelah mencari – cari waktu, dipilihlah rabu sore pulang kantor untuk menonton film genre cewe ini. Bareng dengan chia, lia dan iis kita pergi ke blok M square – salah satu tempat yang tersisa memutar film tersebut.

Film Hari untuk Amanda menceritakan mengenai Amanda (Fanny Fabriana) perempuan pertengahan 20-an tiba-tiba diselimuti rasa bimbang yang amat sangat. Pasalnya Hari (Oka Antara), mantan pacarnya hadir kembali dalam kehidupannya, ketika Amanda 10 hari lagi akan menikah dengan Dody (Reza Rahardian). Amanda dan Hari pernah membina hubungan selama 8 tahun sampai akhirnya mereka putus. Setahun setelah mereka putus, akhirnya Amanda memiliki rencana menikah dengan orang lain, Dody (Reza Rahardian).

Amanda berharap Dody adalah laki-laki yang didambakan dalam hidupnya. Oleh karena itu pernikahannya dengan Dody harus menjadi moment yang sangat sempurna. Dody, ia adalah seorang junior brand manager yang sedang merintis karir di sebuah advertising company. Waktunya habis untuk karier. Menjelang hari pernikahannya Dody masih tetap berkutat dengan pekerjaannya dan membiarkan Amanda mengurus sendiri pernikahannya. Beberapa tugas yang menjadi tanggung jawab Dody dalam persiapan itu pun tak dikerjakannya. Termasuk rencana untuk mengantarkan undangan kepada beberapa kerabat.

Kesibukan Dody membuka sela pada Hari untuk menumbuhkan kembali perasaan yang dulu pernah ada di dalam hati Amanda. Pada hari itu, Hari menemani Amanda mengantarkan undangan menggantikan tugas Dody. Rasa nyaman bersama dengan Hari membuat Amanda terbuai dalam kenangan masa lalu.

Tapi diakhir hari itu, Amanda harus bisa memutuskan dan mengambil keputusan, apakah Ia akan meneruskan rencana pernikahannya dengan Dody tunangannya yang super sibuk hingga tak ada waktu tersisa, ataukah kembali dengan Hari mantan kekasihnya yang memiliki banyak waktu dan hidup dengan mengikuti arus.

Cerita ini adalah cerita yang biasa terjadi di dalam kehidupan sehari-hari. Ketika hati harus memilih, ketika hati harus menjalani pilihan yang telah diambil. Beberapa adegan dalam film ini sempat membuat diri berkata “gue banget”, bisa merasakan bagaimana perasaan Hari ketika melihat Amanda melakukan fitting baju pengantin, bisa merasakan lelahnya Amanda ketika merasa sendirian mengurus persiapan pernikahan yang seharusnya bisa menjadi momen untuk bekerja sama dengan Dody, bisa merasakan perasaan bersalah Dody yang harus tetap sibuk dengan kerjaannya sementara di sisi lain ada hal penting lainnya yang harus diabaikan, dan juga bisa merasakan bimbangnya hati Amanda ketika harus memilih 1 diantara 2 pilihan yang sangat bertolak belakang….

Tapi kembali lagi, cinta bukanlah hanya perasaan, cinta membutuhkan pengorbanan, cinta juga membutuhkan komitmen untuk bisa selalu memberi dan menerima, untuk bisa saling mengisi kekurangan dan berbagi kelebihan yang dimiliki….


....fyuhh henie teruslah berjalan hingga keletihan itu letih mengejarmu...

Wednesday, January 20, 2010

the reason to love someone

Perjalanan menuju kantor pagi ini cukup panjang karena ditempuh dari Bogor, setelah semalam pulang untuk makan malam bersama dalam rangka Anniversary papah dan mamah yang ke 31. Berangkat juga sudah cukup siang, melewati waktu berangkat normal, sehingga memutuskan untuk membawa buku sebagai bahan bacaan pada saat terjebak macet di jagorawi.

Buku yang terpilih adalah buku testpack nya Ninit Yunita. One of my favorite book. Entah sudah berapa kali membaca buku ini, tapi tetap terharu pada saat membacanya. Buku yang bercerita mengenai seorang istri yang begitu ingin memiliki anak setelah 7 tahun menikah. Berbagai cara telah dilakukan namun tak jua dirinya memiliki test pack bergaris 2 yang menyatakan bahwa dirinya hamil. Setelah saling memeriksakan diri ke dokter spesialis, barulah ditemukan penyebabnya, dan mulailah konflik besar dalam rumah tangga mereka sampai akhirnya salah satu dari mereka memutuskan untuk meninggalkan rumah itu. Namun sebuah kejadian membuat mereka kembali bersatu dan mengatasi masalah yang ada.

Buku itu mengajarkan akan komitmen, akan kenyataan bahwa cinta saja tidak cukup dalam mempertahankan suatu hubungan, diperlukan juga saling memahami, saling mengerti, dan mau menerima kekurangan dan kelebihan pasangan meski terkadang harus mengorbankan keinginan diri sendiri.

Seperti yang tertulis dalam buku itu;

Komitmen adalah sumber kekuatan bukan sesuatu yang justru membuat orang takut untuk menghadapinya.

Komitmen adalah sumber kekuatan bagi seorang istri untuk pergi jauh melihat baik dan buruknya suami. Menerima dia ketika sedang tampan dan menerima juga manakala dia sedang menguap dengan jeleknya saat bangun pagi.

Komitmen adalah sumber kekuatan bagi seroang suami ketika mengetahui seorang wanita lain mengajaknya berselingkuh dan ia memilih pulang ke rumah untuk makan malam dengan istri dan berbagi kisah sambil tertawa.

Sebagian dari kita mungkin ada yang mencintai seseorang karena keadaan sesaat. Karena dia baik, karena dia pintar, even mungkin karena dia kaya. Tidak pernah terpikir apa jadinya, kalau dia mendadak jahat, mendadak tidak sepintar dahulu atau mendadak miskin.

Will you still love them, then?

That's why you need commitment.

Don't love someone because of what/how/who they are.

From now on, start loving someone, because you want to


Jika menyambung notes terdahulu, akan jauh lebih baik jika kita mencintai seseorang karena Nya, karena apapun balasan yang kita terima dari orang yang kita cintai atas apa yang telah kita lakukan tidak akan bisa melukai hati kita, karena kita tahu, itulah yang diinginkan oleh Nya agar kita menjadi lebih sabar, lebih kuat dan lebih menghargai.


* sekedar untuk mengingatkan diriku sendiri untuk meluruskan niat dan tetap di jalur Nya...