Kulangkahkan kaki perlahan keluar dari gedung kantorku setelah mengucapkan pamit kepada satpam yang terkantuk-kantuk menunggu ku pulang. Kupandangi wajah penuh bulan di atas langit sana, hmm malam terang bulan rupanya. Bukan tanpa alasan hingga aku mengakhirkan jam kerjaku hari ini hingga beberapa menit menjelang tengah malam. Aku hanya ingin memulai hari istimewaku dengan cara yang berbeda. Sambil melangkahkan kaki menyusuri jalan menuju kostan, kucoba mengingat kembali tahun-tahun yang telah kulalui. Langkah demi langkah telah kujalani. Kadang berlari, kadang tertatih, kadang terdiam bahkan kadang tergugu mundur. Semua cerita suka, cerita duka, tangisan pilu, air mata bahagia turut mewarnai kehidupanku, membentukku hingga bisa menjadi seperti diriku saat ini. Orang-orang disekitarku yang turut membentuk kepribadianku, mamah, papah, adik, sahabat, teman, kerabat, orang yang pernah menjadi teristimewa, semua turut memberikan sumbangsihnya mencoretkan goresan dalam kanvas hidupku.
Waktu tepat menunjukkan pergantian hari ketika kubuka pintu kamarku. Kuletakkan tasku, kuraih si putih dan kupandangi, berharap ia berbunyi, memberikan tanda bahwa ada seseorang yang juga menanti waktu ini. Seseorang yang akhir-akhir ini sering memenuhi pikiranku. Seseorang yang mencoba mengetuk pintu hatiku sejak saat bulan bersinar penuh sebelumnya. Seseorang yang mulai kuanggap istimewa dan mulai kuharapkan untuk menjadi teristimewa. Beberapa menit setelah itu si putih berbunyi, ah tapi dari bunyinya aku tau itu bukan dia. Sebuah notifikasi masuk menandakan seseorang mengucapkan selamat hari lahir di wall ku, tapi bukan Ia, melainkan temannya. Langsung kubalas ucapan tersebut, berikutnya berturut-turut masuk notifikasi yang lain dengan ucapan yang sama, dan aku masih tetap menanti yang lain, sampai beberapa waktu kemudian asa ku mulai pupus. Kutahan agar setitik air di ujung mataku tak jatuh, Allah ya rabb, jangan biarkan air itu jatuh saat ini, masih terlalu dini untuknya menghiasi ceritaku. Dan aku pun tertidur tanpa kutahu, mataku mengkhianatiku dengan membiarkan air itu menetes dari sela-sela bulu mataku ketika ku tidur.
Berkali-kali ku terbangun, berkali-kali juga aku menghela nafas setelah melihat tak ada namanya di si putih. Akhirnya, aku biarkan air mataku jatuh ketika ku bersujud pada Nya di sepertiga akhir malam. Kupanjatkan syukur ku atas karunia dan semua kenikmatan yang kurasakan sampai akhirnya masih diberi kesempatan hingga hari ini. Allah ya rabb maafkan aku jika aku masih meminta hal lain sementara telah begitu banyak nikmat yang kuterima dari Mu.
Dan kucoba menjalani hari itu dengan tersenyum, dengan menunjukkan wajah selayaknya orang yang tengah merayakan hari istimewanya. Kubalas puluhan ucapan yang memenuhi wallku, email, sms, dan ucapan langsung, tapi tetap masih menunggu dirinya muncul di si putih. Lewat tengah hari, barulah dirinya muncul dengan satu kalimat pendek di wall, ahhh lega dengan keberadaan dirinya namun tetap tak bisa kupungkiri ada sedikit kecewa menelusup hatiku.
Petang hari kuhabiskan dengan beberapa teman yang memang sudah berjanji untuk bertemu, dan sangat berterima kasih karena mereka berhasil mengupayakan agar hari istimewaku ini tidak berlalu biasa saja tanpa kehadirannya. Walau tetap ada setitik kecewa dengan tak ada sosok dirinya melengkapi hari ini. Sebelum kupotong kue itu, kupanjatkan doa, semoga….semoga…..semoga….. amin allahumma amin termasuk satu harapan akan dirinya.
Setibanya di kostan, masih ada 1 jam sebelum hari berakhir. Kembali kubuka si putih, kubalas ucapan-ucapan yang belum sempat kubalas, sambil tetap berharap dirinya mau meneleponku atau bahkan sekedar mengirimkan sms untuk hari ini, hari istimewaku. Sampai hariku berakhir, namanya tak juga muncul, harapan itu tak pernah terwujud dan pupuslah asaku. Masih kumaklumi kesibukannya sehingga mungkin melupakan hari ini, ataukah memang hari ini tak pernah dianggap hari istimewa untuknya?? Fyuhhh, tak akan kubiarkan rasa itu menggangguku hari ini, karena dengan banyaknya doa yang diberikan padaku cukup membuatku yakin, mungkin kesibukannya membuatku tak terlihat, atau mungkin memang aku tak istimewa untuknya seperti harapanku selama ini, tapi masih ada yang memberiku perhatian, masih ada yang menganggapku berarti, masih ada yang mau meluangkan waktunya untuk mendoakan ku. Kuakhiri hariku dengan mengucap Ya Allah ya rabb, kabulkanlah puluhan doa yang dengan tulus mereka panjatkan untukku, sayangi mereka sebagaimana mereka menyayangiku. Kupejamkan mataku dan kembali mataku mengkhianatiku dengan membiarkan setetes air dari sela-sela bulu mataku.
*akhir hariku 2010*
No comments:
Post a Comment