Pagi-pagi mencari file data kerjaan, gak sengaja nemuin surat yang dibuat sekitar 2 bulan yang lalu, di tengah lantunan doa malam yang panjang...... terlupa untuk di post disini
Assalammu’alaykum ikhwan,
Apa kabarmu disana? Aku selalu berdoa dan menitipkanmu pada Nya, agar dirimu selalu dilindungi, diberi kesehatan serta diberi ketenangan jiwa dan pikiran sehingga dirimu bisa beribadah dan bekerja dengan baik.
Apa kabarmu disana? Aku selalu berdoa dan menitipkanmu pada Nya, agar dirimu selalu dilindungi, diberi kesehatan serta diberi ketenangan jiwa dan pikiran sehingga dirimu bisa beribadah dan bekerja dengan baik.
Ikhwan, aku memang tidak setaqwa Aisyah, tidak setabah Fatimah, apalagi semulia Khadijah. Aku masih jauh dari mereka semua. Aku hanyalah wanita akhir jaman yang berusaha untuk menjadi wanita sholehah, yang terus berjuang untuk menjadi yang terbaik untukmu. Karena bukankah, seindah-indah perhiasan, lebih indah adalah seorang istri yang sholehah. Aku ingin menjadi perhiasan terindahmu yang bisa kau banggakan di akhir nanti. Seperti layaknya tulang rusukmu yang membentukku, aku pun terkadang keras membengkok, namun bukan berarti aku tak bisa kau luruskan. Luruskan aku dengan kata-katamu, dengan sikap terbaikmu, karena diatas ke ego an ku, terpatri janji ku untuk mematuhi perintahmu sebagai imamku.
Ikhwan, jika kau merasa lelah, beristirahatlah, duduklah disampingku, keluarkanlah semua yang tak mampu kau bagi pada yang lain, agar lepas bebanmu, karena aku tak pernah meminta mu untuk memberikanku gunung emas, aku tak meminta engkau menjadi setaqwa Ibrahim, atau setabah Ayub, atau menjadi semulia Muhammad SAW. Cukuplah bagiku niatmu untuk membawaku ke surga bersamamu. Walau aku tak berkeberatan jika kau membangunkanku di larut malam untuk menyambutmu pulang bekerja namun aku akan lebih mencintaimu jika kau membangunkanku di akhir malam untuk sama-sama bermunajat padaNya, tunduk pasrah padaNya. Aku akan berusaha mengerti jika kau bercerita mengenai pekerjaanmu, sama seperti aku akan berusaha menyerap ilmu agama mu. Ajarkanku seluruh ilmu yang kau miliki yang Allah titipkan padamu. Sehingga suatu saat nanti bisa ku berikan kembali ilmu itu pada anak-anak kita, kepada penerus keturunan kita, kepada mereka yang akan membantu kita menuju hari akhir dengan doanya. Aku percaya jika saat itu tiba, kau akan ada di sampingku, mendampingiku untuk mendidik mereka agar selalu bertaqwa pada Nya. Tularkanku semangatmu untuk mencari RidhoNya, ingatkan aku jika semangatku memudar seperti aku yang akan selalu menyerumu disaat semangatmu melemah.
Tapi ikhwan, aku mohon maaf padamu, aku tak bisa selalu mengutamakanmu, aku tak bisa menempatkanmu di tingkat teratas rasa cintaku. Maafkan aku jika aku tak bisa selalu mengingatmu, atau selalu merindumu. Karena aku tak bisa mengalihkan cintaku pada Nya dan rasulNya, aku tak bisa menepiskan rinduku padaNya, untuk bertemu kekasih Nya Muhammad SAW. Ingatkan aku ikhwan, jika aku mulai terlalu terpaku padamu. Jangan biarkan aku menjadikanmu satu-satunya pujaanku. Sama sepertiku yang akan mengingatkanmu jika kau mulai terlena akan perasaanmu padaku. Bukankah bersatunya perasaan kita dikarenakan kita mencintai Nya? Karena kita memiliki cinta dan tujuan yang sama? Karena kita berada di jalan yang sama?
Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati-hati ini telah berkumpul untuk mencurahkan kecintaan kepada Mu, bertemu untuk taat kepada Mu, bersatu dalam dakwah Mu dan berjanji setia untuk membela syariat Mu, maka kuatkanlah ikatan pertaliannya, ya Allah kekalkanlah kasih sayangnya, tunjukkanlah jalannya dan penuhilah ia dengan cahaya Mu yang tidak pernah redup, lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman dan keindahah tawakal kepada Mu, hidupkanlah dengan ma’rifah MU, dan matikanlah dalam keadaan syahid di jalanMu. Sesungguhnya engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.
26 Sept’ 10
Teruntuk ikhwanku yang juga masih
mencari jalan untuk bertemu :)
No comments:
Post a Comment