Memandang langit penuh bintang, langit yang sama dengan langit di kaki lawu tujuh sasi yang telah lampau. Dimana aku berbaring memandang langit, mengucap sebuah keinginan ketika mata ini melihat sebuah bintang jatuh, “Allah ya rabb, pertemukan aku dengannya yang bisa menjadi imamku, dan membawaku ke surgamu”. Tanpa kutahu, beberapa langkah dari tempatku, berbaring sesosok tubuh yang akan menemaniku tujuh bulan setelah itu.
Memandang langit penuh bintang, beragam bentuk tergambar dengan acak disana. Seolah memutar kembali semua cerita 7 bulan yang telah lalu. Ada tawa, sedih, ceria, tangis, semua kujalani bersamanya, bersama sesosok tubuh itu. Ke ego an sifat ku dan dia, kemanjaan sikap ku dan dia, sifat yang bertolak belakang, sikap yang terkadang berlawanan arah, mewarnai perjalanan ini.
Memandang lautan lepas yang tenang malam ini, walau sore tadi ombak mengayun tinggi kapal kecil kami, arus air yang memperlambat perjalanan menuju pulau ini, tak terasa lagi saat ini, saat ku berbaring memandang langit penuh bintang ditemani bait-bait lagu.
Menjalani tujuh bulan bersamanya, seakan mengarungi samudera. Diayun ombak, kadang kecil, kadang besar, kadang menenangkan tapi juga terkadang seakan mampu membalikkan biduk kecil kami. Namun selama kami masih bersama, selama kami masih mempunyai arah tujuan yang sama, ku yakin biduk kecil ini akan bisa sampai dengan selamat disana, di pulau nanti dimana kami bisa berbaring bersama memandang langit penuh bintang, duduk berdua di dermaga menanti munculnya matahari pagi dan melepasnya terbenam di sore hari. Dimana kami bisa duduk berdua menanti bintang jatuh dan mengucap sebuah keinginan, sambil mengingat-ingat saat melalui badai yang justru menguatkan kami, saat kami melewati hujan dan melihat pelangi setelahnya. Bait-bait lagu akan lebih banyak menemani kami melalui hari-hari bersama. ”semoga” Kla Project, “cinta takkan salah” gita gutawa, “yang terlupakan” iwan fals, “lembayung bali” saras dewi hanya sebagian kecil dari bait-bait lagu perjalanan kami. Akan ada banyak lagu dan akan lebih banyak lagi hujan dan badai yang akan menghalangi biduk kami berlabuh di pulau tujuan kami. Captain, bantu aku, untuk bersama-sama melewatinya, bantu aku untuk bersama-sama mengayuh biduk ini berdua, menuju kesana.
Memandang langit penuh bintang ditemani debur ombak dan alunan lagu oleh sahabat-sahabat terbaik kami, melintas sebuah bintang jatuh, cepat kupejamkan mata dan mengucap doa, “Allah ya rabb, terima kasih untuk 7 bulan ini bersamanya, jika Engkau berkenan, jadikan ini selamanya, Amin”
Pulau Perak 5 Juni 2011
Happy Seventh Month Anniversary, wish could be make this forever
No comments:
Post a Comment