Sunday, August 07, 2011

menanti


sekelumit doa di bulan ini,

masih terucap namanya di setiap doaku
masih tersebut namanya di akhir shalatku
masih tertuang harapanku akannya di penghujung malamku
sebuah doa yang secara terbiasa terlantunkan selama 9 bulan ini

sebuah harapan yang tak pernah putus,
semoga Ia bisa mencapai semua cita dan impiannya
walau mungkin diri ini tak ada lagi dalam mimpinya
walau mungkin tak akan ada lagi ucapan selamat yang hadir menyapaku

Allah ya Rabb,
di bulan ini, kupanjatkan sebuah doa sederhana
Aku ingin mencintainya dengan izinmu, dengan ridhomu
mencintainya karena Mu

Agar setiap kekurangan diantara kami bisa kau tambahkan
Agar semua yang terasa berlebihan bisa kau kurangkan
Agar cukuplah bagi kami ridho dan berkahmu
Sesederhana itu

070811 - menantinya -

Wednesday, July 06, 2011

Kesempatan dan Pilihan


Tidak ada sesuatupun yang kebetulan di hidup ini, yang ada hanyalah takdir berupa kesempatan dan pilihan.

Bukan kebetulan ketika aku memutuskan untuk pergi ke Lawu 8,5 bulan yang lalu, bukan pula kebetulan ketika kami harus terlambat tiba di kaki gunung Lawu. Itu merupakan kesempatan sehingga aku bisa bertemu dengannya. Saat Ia melihatku pertama kali di pagi itu, itu adalah kesempatan pertama untuknya mengenalku. Ketika kemudian aku juga melihatnya dan merasakan perasaan lain, itu bukan kebetulan, melainkan sebuah kesempatan untukku mengenalnya. ketika hujan turun sore itu dan membuatku memutuskan untuk bermalam dan tak meneruskan perjalanan, itu juga bukan kebetulan, tapi adalah kesempatan bagi kami untuk mulai saling mengenal.

Kesempatan demi kesempatan menimbulkan pilihan. Ketika Ia mulai menghubungiku, itu adalah pilihan. Ketika Ia berkata "ya neng aku suka kamu" dan ku jawab "aku bohong kalau kubilang aku nggak suka" itu adalah pilihan. Ketika Ia tetap menyukaiku dengan segala kelemahan yang kumiliki, itu adalah pilihan. Begitupun ketika aku bertahan menghadapi semua sifat dan sikapnya, itu adalah pilihan. Ketika 8 bulan ini kami tetap berjalan berdua melewati hujan dan badai bersama-sama mencoba memahami segala perbedaan yang ada di antara kami, itu adalah pilihan. Pilihan bagi kami untuk mencintai masing-masing dari kami yang tak sempurna dengan cara yang sempurna.

Allah ya Rabb, dari banyak kesempatan yang kau ciptakan, kami telah memilih, telah berusaha, untuk berjalan menyusuri jalan ini bersama selama 8 bulan terakhir, tak ingin ku akhiri jalan ini begitu saja, ku telah memilihnya untuk menemaniku saat ini dan kelak, restui dan ridhoi kami, aminn

060711
-happy 8 month anniversary-

sumber gambar : jimmersreality.blogspot.com

Tuesday, July 05, 2011

Got Surprise

Akhirnyaaa, dapat juga ban sepeda :) ntar sore bawa ke bengkel ah minta pasangin, jadi besok pagi bisa sepedaan, bisa keliling, bisa ke tebet, bisa berenang naik sepeda, bisa ke benhil juga gak yahh, heuu jauh ahhh malas....

Kangen akang, dia pasti lagi sibuk di sekolahan, hmppphhh lagi suka ama akang, lagi sayang ama dia *blushing*

2 hari lalu, waktu di sms minta mampir ke kostan, jawabnya

tenggorokanku sakit neng, ngeri panas dalam besok gak bisa ke sekolah, maaph ya



..........setengah jam kemudian si putih berbunyi

aku ke kosan kamu sebentar yaaa

iyah :)

tapi cuma sebentar yaaa....deal?

Deal

Aku di depan



lahhhhh, taunya udah di depan pagar, dasarrrr akang, tapi neng suka koq surprise kaya gitu, makasih yaaa untuk surprisenyaa, jadi nyanyi-nyanyi sendiri deh.... I love you just the way you are...........


-luv u-

Wednesday, June 22, 2011

miss you


ketika tak ada purnama yang kulihat,
ketika tak ada suaramu yang kudengar,
ketika tak ada genggaman tanganmu kurasa,
ketika tak ada sapaan sayangmu di si putih,
ketika itu aku merindukanmu.................



22.06.2011 - miss you

Wednesday, June 08, 2011

Teruntuk Kapten kapalku


Memandang langit penuh bintang, berharap menemukan sebuah bintang jatuh, agar ku bisa mengucapkan sebuah keinginan, di penghujung hari ini. Terdengar lirih debur ombak, sayup-sayup diantara lagu pelangi di matamu yang kami nyanyikan, di pulau ini, di tengah lautan luas, di utara jakarta, dimana fisikku berada, namun tak hati dan jiwaku.

Memandang langit penuh bintang, langit yang sama dengan langit di kaki lawu tujuh sasi yang telah lampau. Dimana aku berbaring memandang langit, mengucap sebuah keinginan ketika mata ini melihat sebuah bintang jatuh, “Allah ya rabb, pertemukan aku dengannya yang bisa menjadi imamku, dan membawaku ke surgamu”. Tanpa kutahu, beberapa langkah dari tempatku, berbaring sesosok tubuh yang akan menemaniku tujuh bulan setelah itu.

Memandang langit penuh bintang, beragam bentuk tergambar dengan acak disana. Seolah memutar kembali semua cerita 7 bulan yang telah lalu. Ada tawa, sedih, ceria, tangis, semua kujalani bersamanya, bersama sesosok tubuh itu. Ke ego an sifat ku dan dia, kemanjaan sikap ku dan dia, sifat yang bertolak belakang, sikap yang terkadang berlawanan arah, mewarnai perjalanan ini.

Memandang lautan lepas yang tenang malam ini, walau sore tadi ombak mengayun tinggi kapal kecil kami, arus air yang memperlambat perjalanan menuju pulau ini, tak terasa lagi saat ini, saat ku berbaring memandang langit penuh bintang ditemani bait-bait lagu.

Menjalani tujuh bulan bersamanya, seakan mengarungi samudera. Diayun ombak, kadang kecil, kadang besar, kadang menenangkan tapi juga terkadang seakan mampu membalikkan biduk kecil kami. Namun selama kami masih bersama, selama kami masih mempunyai arah tujuan yang sama, ku yakin biduk kecil ini akan bisa sampai dengan selamat disana, di pulau nanti dimana kami bisa berbaring bersama memandang langit penuh bintang, duduk berdua di dermaga menanti munculnya matahari pagi dan melepasnya terbenam di sore hari. Dimana kami bisa duduk berdua menanti bintang jatuh dan mengucap sebuah keinginan, sambil mengingat-ingat saat melalui badai yang justru menguatkan kami, saat kami melewati hujan dan melihat pelangi setelahnya. Bait-bait lagu akan lebih banyak menemani kami melalui hari-hari bersama. ”semoga” Kla Project, “cinta takkan salah” gita gutawa, “yang terlupakan” iwan fals, “lembayung bali” saras dewi hanya sebagian kecil dari bait-bait lagu perjalanan kami. Akan ada banyak lagu dan akan lebih banyak lagi hujan dan badai yang akan menghalangi biduk kami berlabuh di pulau tujuan kami. Captain, bantu aku, untuk bersama-sama melewatinya, bantu aku untuk bersama-sama mengayuh biduk ini berdua, menuju kesana.

Memandang langit penuh bintang ditemani debur ombak dan alunan lagu oleh sahabat-sahabat terbaik kami, melintas sebuah bintang jatuh, cepat kupejamkan mata dan mengucap doa, “Allah ya rabb, terima kasih untuk 7 bulan ini bersamanya, jika Engkau berkenan, jadikan ini selamanya, Amin”

Pulau Perak 5 Juni 2011

Happy Seventh Month Anniversary, wish could be make this forever

Friday, January 21, 2011

21012011

Berkali-kali ponselku berbunyi sepanjang pagi ini, tapi dari suaranya aku tau kalau itu bukan dari yang kutunggu. Bukan suara yang bahkan dalam posisi silent pun suara itu akan tetap berbunyi. Sengaja ku set seperti itu karena aku ingin segera mengetahui jika dirinya menghubungiku. Sebegitu istimewanya keberadaan dirinya di hidupku saat ini. Yaaa aku mulai mengharapkan kehadirannya di kehidupanku. Tidak ada yang salah dengan perasaan itu, yang salah adalah aku juga berharap agar dia juga memiliki perasaan yang sama dan memperlakukanku juga lebih istimewa dibandingkan dengan yang lain.

Aku memang tak pernah memintanya untuk sering mengirimiku sms atau menelponku untuk menanyakan kabarku seperti yang dulu dilakukannya di awal pertemuan kami, Walaupun dalam hati aku menginginkannya. Tapi aku lebih menginginkan jika dia melakukan itu bukan karena aku memintanya, atau karena perbuatan kekanakanku, aku mau Ia mengirimiku sms dan meneleponku karena aku memang istimewa di matanya dan karena Ia memang mau melakukannya.

Ketika Ia harus memilih antara kegiatannya ataukah sekedar menemaniku berbagi cerita, aku tak pernah memaksanya untuk memilihku. Walau dalam hatiku aku selalu ingin ditemani olehnya setiap saat untuk saling berbagi cerita dan lebih mengenalnya. Aku mau Ia menemaniku dan membagi cerita denganku karena Ia memang menganggapku lebih istimewa dibanding teman-temannya dan karena Ia memang mau berbagi denganku.

Ketika aku terbaring sakit dan menginginkannya menggenggam tanganku, aku tak pernah memintanya atau memberitahukan kondisiku padanya. Karena aku ingin Ia mengetahui keadaanku karena Ia memang ingin mengetahuinya dan bertanya kepadaku dan bukan karena aku yang mengumumkan padanya.

Aaah, inginnya aku mendapatkan ucapan selamat pagi, selamat siang, selamat beraktivitas, selamat tidur, I miss you, I love you dan beribu kata mesra dan hangat darinya. Tapi aku tak mau memintanya, karena aku ingin Ia mengucapkannya tulus dari dasar hatinya karena memang Ia merasakan hal itu dan karena Ia memang ingin melakukannya.

Betapa inginnya aku mendapatkan pelukan selamat jalan sebelum aku atau Ia pergi jauh, dan mendapatkan pelukan hangat penuh kerinduan ketika salah satu dari kami kembali. Tapi aku pun tak mau memintanya untuk melakukan itu, karena sekali lagi aku ingin Ia melakukannya karena memang Ia ingin melakukan itu.

Tapi semalam setelah sekian hari aku menunggu kabar darinya, setelah sekian kali aku tak berhasil menghubunginya, setelah aku bisa melihat dan bertemu dengannya, setelah aku berharap agar Ia memilih untuk menemaniku, salahkah jika kutunjukkan sikap egoisku, sikap ingin menguasainya, hanya untuk menunjukkan padanya bahwa aku menginginkannya untuk mengistimewakanku, agar aku tahu bahwa Ia juga menyayangiku.

-210111- @ taxi di tengah kemacetan trunojoyo – matraman