Mohon maaf lahir batin,
yang mudik sudah pada kembali kah? sharing cerita donks,
tahun ini seperti biasa aku mudik pas hari raya. Berangkat dari rumah tgl 1 syawal nya setelah subuh. Ikut shalat ied di rest area tol cikampek. Banyak juga yang shalat disana, paling gak mesjid kecil itu penuh. Abis itu lanjut ke tujuan pertama Pekalongan. Beda dengan laporan tv beberapa hari hingga malam sebelumnya, cikampek kosong, perjalanan lancar, jam 12 udah makan di rumah makan pringsewu pemalang jam 1 udah check in hotel di Pekalongan. Sore sampai malam kumpul di tempat nenek.
Besoknya setelah silaturahmi ke tempat saudara-saudara, tujuan selanjutnya adalah pasar batik setono. Kondisi pasar seperti biasa kalau musim libur penuh sampai ke sudut-sudut. Di tempat parkir pasar setono ada beberapa warung makan tauto (soto khas pekalongan). Yang enak itu yang di depannya ada pohon, hmmm susah juga sih mendeskripsikannya, karena dulu cuma dia yang jualan tauto, yang sebelahnya jualan bakso. Cuman karena ramai yang sebelahnya ikutan jualan tauto dan dia ikutan jualan bakso. (pusing mode on).
Puas makan tauto, perjalanan diteruskan ke dieng. Perjalanan Pekalongan - Dieng 3 jam an, melintasi bukit, hutan, gunung bahkan beberapa kali sempat berada di atas awan. Jam 5 kurang udah nyampe dieng. Karena di dieng cuma ada 1 hotel, langsunglah kita menuju kesana, dannn tinggal sisa 1 kamar, itu juga orangnya blm checkout, ya udah ditungguin sambil menghangatkan diri di resepsionis sambil makan bakso dan minum teh hangat. Posisi dieng yang berada di antara gunung-gunung menjadikan hawa dieng sangat dingin. Sebenarnya selain hotel itu, kalau untuk menginap, banyak rumah-rumah yang menjadi home stay. Dengan tarif kalo gak salah 20-50 rb. Kamarnya gak ada yang pake AC, tapi gak masalah karena yang dibutuhin disana itu adalah tungku perapian.
Keesokan paginya, sambil checkout, berkeliling di daerah Dieng. Melihat candi-candi, masuk ke musium Dieng yang berisi batu-batuan dan nonton film mengenai asal usul Dieng. Oh iya, sempat juga ke kawah sikidang. Karena masih suasana hari raya, Dieng hari itu ramai mai mai mai. Di setiap tempat wisata penuh dengan orang. Dan menurut surat kabar lokal di Yogya memang pada hari itu Dieng dipadati oleh pengunjung. Dieng juga adalah daerah pertanian. Dimana-mana terhampar kebun kembang kol, kentang dan jamur. Sehingga gak aneh kalau oleh-oleh khas dari Dieng adalah kripik jamur, jamur kalengan, dan kripik kentang. Yang suka tanaman hias juga bisa membawa beberapa tanaman hias yang cantik.
Menjelang siang, perjalanan diteruskan ke Yogya, berhenti shalat jumat di Wonosobo. Yang menyebalkan, karena itu musim liburan, semua restoran penuh, akhirnya baru dapat tempat makan di Rumah makan warung gunung. Makanannya standar malah cenderung biasa. Cuman emang udah lapar. Dari wonosobo ke magelang lancar. Namun masuk Magelang mulai deh merayap. Magelang Yogya yang biasanya di tempuh 1 - 1,5 jam, hari itu ditempuh sekitar 3 jam lebih. Lepas magrib baru masuk rumah di Prambanan Yogya.
Keesokannya bingung mau kemana ya di Yogya, karena semua tempat pasti penuh. Akhirnya diputusin untuk ke Mirota batik Kaliurang. Mencari sesuatu yang lucu untuk dibawa :). Dan benar saja, Mirota batik penuhnya minta ampun, bahkan untuk bayar saja harus antri sampai sekitar 15 orang. setelah berjuang dan menghasilkan 1 kantong belanjaan, lanjut ke kaliurang untuk minum wedang ronde dan burger tempe (tempe bacem yang diapit dengan wajik).
Hari minggu, pagi-pagi udah jalan ke daerah wonosari. Tujuannya adalah pantai baron. Karena masih pagi, pantai masih sepi. Foto-foto, main air, ama makan indomie. Abis itu ke pojokan deket parkiran, disana ada kaya' pasar yang menjual ikan basah. Mereka juga sekalian memasakkan. Beberapa warung juga menyediakan nasi putih, tumis kangkung dan macam-macam sambal untuk dimakan bersama hasil masakan dari ikan yang telah dipilih sebelumnya. Ada ikan bawal, ikan patin, ikan nila, cumi-cumi yang besar, udang pacet, udang lobster, hmmm banyak deh. Kalau malas nunggu dimasakin, yang udah matang juga ada. Masih hangat.
Dari pantai Baron, diterusin ke pantai krakal, pantai kukup, menyusur pantai sampai terakhir pantai siung. Setelah itu bosan ama pantai yang menjadi semakin ramai dan panas, perjalanan diteruskan ke waduk gajahmungkur. Waduknya ternyata terkena imbas kekeringan, sehingga airnya terlihat sangat surut dari ketinggian normal. dari sana langsung kembali ke yogya. Sambil menunggu orang tua yang bersilaturahmi ke teman lama mereka, jalan di Malioboro. Malioboro juga sama, ramai dan penuh dengan orang. Masuk ke Mirota batik nya, ternyata lebih parah dibandingkan dengan yang di kaliurang. Akhirnya cuma makan es krim di McD. Malam pulang ke rumah langsung packing untuk barang yang akan dibawa pulang besok pagi
Karena harus masuk kantor, maka aku dan adik pulang duluan lah hari senin pagi. Enaknya di Yogya, dari rumah ke bandara hanya 10 menit, gak kaya cengkareng yang harus berangkat 3 jam sebelumnya.
Maka berakhirlah liburan lebaran tahun ini. Selamat tinggal yogya, semoga kita bisa bertemu lagi segera
tahun ini seperti biasa aku mudik pas hari raya. Berangkat dari rumah tgl 1 syawal nya setelah subuh. Ikut shalat ied di rest area tol cikampek. Banyak juga yang shalat disana, paling gak mesjid kecil itu penuh. Abis itu lanjut ke tujuan pertama Pekalongan. Beda dengan laporan tv beberapa hari hingga malam sebelumnya, cikampek kosong, perjalanan lancar, jam 12 udah makan di rumah makan pringsewu pemalang jam 1 udah check in hotel di Pekalongan. Sore sampai malam kumpul di tempat nenek.
Besoknya setelah silaturahmi ke tempat saudara-saudara, tujuan selanjutnya adalah pasar batik setono. Kondisi pasar seperti biasa kalau musim libur penuh sampai ke sudut-sudut. Di tempat parkir pasar setono ada beberapa warung makan tauto (soto khas pekalongan). Yang enak itu yang di depannya ada pohon, hmmm susah juga sih mendeskripsikannya, karena dulu cuma dia yang jualan tauto, yang sebelahnya jualan bakso. Cuman karena ramai yang sebelahnya ikutan jualan tauto dan dia ikutan jualan bakso. (pusing mode on).
Puas makan tauto, perjalanan diteruskan ke dieng. Perjalanan Pekalongan - Dieng 3 jam an, melintasi bukit, hutan, gunung bahkan beberapa kali sempat berada di atas awan. Jam 5 kurang udah nyampe dieng. Karena di dieng cuma ada 1 hotel, langsunglah kita menuju kesana, dannn tinggal sisa 1 kamar, itu juga orangnya blm checkout, ya udah ditungguin sambil menghangatkan diri di resepsionis sambil makan bakso dan minum teh hangat. Posisi dieng yang berada di antara gunung-gunung menjadikan hawa dieng sangat dingin. Sebenarnya selain hotel itu, kalau untuk menginap, banyak rumah-rumah yang menjadi home stay. Dengan tarif kalo gak salah 20-50 rb. Kamarnya gak ada yang pake AC, tapi gak masalah karena yang dibutuhin disana itu adalah tungku perapian.
Keesokan paginya, sambil checkout, berkeliling di daerah Dieng. Melihat candi-candi, masuk ke musium Dieng yang berisi batu-batuan dan nonton film mengenai asal usul Dieng. Oh iya, sempat juga ke kawah sikidang. Karena masih suasana hari raya, Dieng hari itu ramai mai mai mai. Di setiap tempat wisata penuh dengan orang. Dan menurut surat kabar lokal di Yogya memang pada hari itu Dieng dipadati oleh pengunjung. Dieng juga adalah daerah pertanian. Dimana-mana terhampar kebun kembang kol, kentang dan jamur. Sehingga gak aneh kalau oleh-oleh khas dari Dieng adalah kripik jamur, jamur kalengan, dan kripik kentang. Yang suka tanaman hias juga bisa membawa beberapa tanaman hias yang cantik.
Menjelang siang, perjalanan diteruskan ke Yogya, berhenti shalat jumat di Wonosobo. Yang menyebalkan, karena itu musim liburan, semua restoran penuh, akhirnya baru dapat tempat makan di Rumah makan warung gunung. Makanannya standar malah cenderung biasa. Cuman emang udah lapar. Dari wonosobo ke magelang lancar. Namun masuk Magelang mulai deh merayap. Magelang Yogya yang biasanya di tempuh 1 - 1,5 jam, hari itu ditempuh sekitar 3 jam lebih. Lepas magrib baru masuk rumah di Prambanan Yogya.
Keesokannya bingung mau kemana ya di Yogya, karena semua tempat pasti penuh. Akhirnya diputusin untuk ke Mirota batik Kaliurang. Mencari sesuatu yang lucu untuk dibawa :). Dan benar saja, Mirota batik penuhnya minta ampun, bahkan untuk bayar saja harus antri sampai sekitar 15 orang. setelah berjuang dan menghasilkan 1 kantong belanjaan, lanjut ke kaliurang untuk minum wedang ronde dan burger tempe (tempe bacem yang diapit dengan wajik).
Hari minggu, pagi-pagi udah jalan ke daerah wonosari. Tujuannya adalah pantai baron. Karena masih pagi, pantai masih sepi. Foto-foto, main air, ama makan indomie. Abis itu ke pojokan deket parkiran, disana ada kaya' pasar yang menjual ikan basah. Mereka juga sekalian memasakkan. Beberapa warung juga menyediakan nasi putih, tumis kangkung dan macam-macam sambal untuk dimakan bersama hasil masakan dari ikan yang telah dipilih sebelumnya. Ada ikan bawal, ikan patin, ikan nila, cumi-cumi yang besar, udang pacet, udang lobster, hmmm banyak deh. Kalau malas nunggu dimasakin, yang udah matang juga ada. Masih hangat.
Dari pantai Baron, diterusin ke pantai krakal, pantai kukup, menyusur pantai sampai terakhir pantai siung. Setelah itu bosan ama pantai yang menjadi semakin ramai dan panas, perjalanan diteruskan ke waduk gajahmungkur. Waduknya ternyata terkena imbas kekeringan, sehingga airnya terlihat sangat surut dari ketinggian normal. dari sana langsung kembali ke yogya. Sambil menunggu orang tua yang bersilaturahmi ke teman lama mereka, jalan di Malioboro. Malioboro juga sama, ramai dan penuh dengan orang. Masuk ke Mirota batik nya, ternyata lebih parah dibandingkan dengan yang di kaliurang. Akhirnya cuma makan es krim di McD. Malam pulang ke rumah langsung packing untuk barang yang akan dibawa pulang besok pagi
Karena harus masuk kantor, maka aku dan adik pulang duluan lah hari senin pagi. Enaknya di Yogya, dari rumah ke bandara hanya 10 menit, gak kaya cengkareng yang harus berangkat 3 jam sebelumnya.
Maka berakhirlah liburan lebaran tahun ini. Selamat tinggal yogya, semoga kita bisa bertemu lagi segera
2 comments:
huaaaaaaaaaaaaa.......kayanya menyenangkan sekaliiiiiii
iri mode on
yoi donk hahahahaha
Post a Comment