Saya bukan pendaki gunung walau sempat mencicipi berdiri di puncak gunung. Setiap pendaki gunung betulan pasti memiliki alasan masing-masing mengapa mereka mencintai kegiatan itu. Kalau saya, hanya ingin sekedar menikmati pemandangan yang pastinya jauhhh lebih bagus jika dilihat dari ketinggian sekian MDPL. Apakah itu ketika matahari terbit ataukah ketika bumi sudah menunjukkan warna aslinya, pemandangan dari puncak gunung selalu membuat dada sesak melihatnya. Saking indahnya hampir semua pendaki gunung akan mengerahkan semua kemampuannya untuk mencapai puncak.
Foto. Koleksi Pribadi |
Proses yang saya jalani saat ini mengingatkan saya akan proses pendakian itu. Begitu inginnya saya mencapai akhir dari proses ini, sama seperti begitu inginnya saya berdiri di puncak gunung. Menikmati anugrah dan berkah dari sang pencipta. Sama halnya dengan proses pendakian gunung, proses ini terkadang teramat berat untuk dijalani. Banyaknya pohon tumbang dan bebatuan yang harus di lewati sama dengan banyaknya hal-hal yang harus di hadapi, hal kecil hal besar. Perbedaan sifat, perbedaan budaya, perbedaan kebiasaan, hanya sebagian kecil dari banyak hal tersebut. Apalagi menjelang puncak, semakin curam jalan yang harus didaki, semakin banyak permasalahan yang muncul menjelang hari H. Tapi seperti saya bisa mencapai puncak walau harus melewati terjalnya jalan, hari H itu pasti bisa dicapai, amin.
Sesampainya di puncak bukan berarti perjalanan selesai, masih panjang lagi jalan yang harus dilalui untuk sampai ke bawah, sampai kembali ke rumah dengan selamat. Sesudah hari H, justru disanalah perjalanan kami dimulai, perjalanan sampai kami pulang dengan selamat ke 'rumah' yang abadi, berdua...
#1 month 21 days to the Day#