Friday, January 21, 2011

21012011

Berkali-kali ponselku berbunyi sepanjang pagi ini, tapi dari suaranya aku tau kalau itu bukan dari yang kutunggu. Bukan suara yang bahkan dalam posisi silent pun suara itu akan tetap berbunyi. Sengaja ku set seperti itu karena aku ingin segera mengetahui jika dirinya menghubungiku. Sebegitu istimewanya keberadaan dirinya di hidupku saat ini. Yaaa aku mulai mengharapkan kehadirannya di kehidupanku. Tidak ada yang salah dengan perasaan itu, yang salah adalah aku juga berharap agar dia juga memiliki perasaan yang sama dan memperlakukanku juga lebih istimewa dibandingkan dengan yang lain.

Aku memang tak pernah memintanya untuk sering mengirimiku sms atau menelponku untuk menanyakan kabarku seperti yang dulu dilakukannya di awal pertemuan kami, Walaupun dalam hati aku menginginkannya. Tapi aku lebih menginginkan jika dia melakukan itu bukan karena aku memintanya, atau karena perbuatan kekanakanku, aku mau Ia mengirimiku sms dan meneleponku karena aku memang istimewa di matanya dan karena Ia memang mau melakukannya.

Ketika Ia harus memilih antara kegiatannya ataukah sekedar menemaniku berbagi cerita, aku tak pernah memaksanya untuk memilihku. Walau dalam hatiku aku selalu ingin ditemani olehnya setiap saat untuk saling berbagi cerita dan lebih mengenalnya. Aku mau Ia menemaniku dan membagi cerita denganku karena Ia memang menganggapku lebih istimewa dibanding teman-temannya dan karena Ia memang mau berbagi denganku.

Ketika aku terbaring sakit dan menginginkannya menggenggam tanganku, aku tak pernah memintanya atau memberitahukan kondisiku padanya. Karena aku ingin Ia mengetahui keadaanku karena Ia memang ingin mengetahuinya dan bertanya kepadaku dan bukan karena aku yang mengumumkan padanya.

Aaah, inginnya aku mendapatkan ucapan selamat pagi, selamat siang, selamat beraktivitas, selamat tidur, I miss you, I love you dan beribu kata mesra dan hangat darinya. Tapi aku tak mau memintanya, karena aku ingin Ia mengucapkannya tulus dari dasar hatinya karena memang Ia merasakan hal itu dan karena Ia memang ingin melakukannya.

Betapa inginnya aku mendapatkan pelukan selamat jalan sebelum aku atau Ia pergi jauh, dan mendapatkan pelukan hangat penuh kerinduan ketika salah satu dari kami kembali. Tapi aku pun tak mau memintanya untuk melakukan itu, karena sekali lagi aku ingin Ia melakukannya karena memang Ia ingin melakukan itu.

Tapi semalam setelah sekian hari aku menunggu kabar darinya, setelah sekian kali aku tak berhasil menghubunginya, setelah aku bisa melihat dan bertemu dengannya, setelah aku berharap agar Ia memilih untuk menemaniku, salahkah jika kutunjukkan sikap egoisku, sikap ingin menguasainya, hanya untuk menunjukkan padanya bahwa aku menginginkannya untuk mengistimewakanku, agar aku tahu bahwa Ia juga menyayangiku.

-210111- @ taxi di tengah kemacetan trunojoyo – matraman